IBX5A43DB1EB40C4

Entri yang Diunggulkan

Politeknik APP Jakarta

Politeknik APP Jakarta (dahulu Akademi Pimpinan Perusahaan Jakarta ) adalah pendidikan tinggi yang berada dalam pengelolaan Pusat Pen...

Senin, 04 Mei 2015

MANUSIA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT

Manusia adalah makhluk dengan kasta tertinggi dihadapan makhluk hidup lainnya, seperti tumbuhan dan binatang. Mengapa seperti itu?, karena jika kita bandingkan dari setiap jenis makhluk hidup ciptaan sang Causa Prima / Tuhan, manusia memiliki keunggulan yang ekslusif yang berfungsi bukan hanya membantu kehidupan sesama manusia saja, tetapi dengan keunggulan ekslusif tersebut, manusia juga mampu membantu kehidupan jagat alam semesta.

           Jika Tumbuhan memiliki keunggulan hanya sebatas tumbuh, sedangkan binatang memiliki keunggulan tumbuh dan memiliki insting. Uniknya, manusia dapat tumbuh, memiliki insting dan berakal, misalkan jika binatang dapat berbicara dan melihat, manusia jauh lebih tinggi lagi. Dari proses berbicara manusia dapat membuat retorika / seni berbicara, dan dari proses melihat manusia dapat menciptakan sebuah pengamatan yang sungguh luar biasa. Sehingga produk-produk pengamatan manusia dapat dinikmati manusia lainnya, seperti Ilmu Pengetahuan yang hari ini generasi muda dan mahasiswa memiliki tanggungjawab yang lebih untuk mempelajari kebenaran ilmu pengetahuan yang ada.

            Perbedaan manusia dari makhluk hidup lainnya menimbulkan proses pertanggungjawaban hidupnya yang jauh lebih kompleks kepada sang penciptanya. Jika tumbuhan ketika hidup melakukan proses hayati, maka selesailah tanggungjawabnya dia di dunia, sedangkan binatang hidup dengan tumbuh dan memakai instingnya maka selesai pula pertanggungjawaban makhluk hidup itu di dunia. Ketika manusia hidup di dunia maka mereka harus menjalankan proses tumbuh, memakai insting, dan menggunakan akal pikirannya. Jika tidak sampai menggunakan akal pikirannya maka tanggungjawab manusia hidup di dunia tidak selesai. Menurut aliran filsafat creation, manusia hidup didunia berbeda dengan makhluk lainnya, karena manusia adalah makhluk yang memiliki akal pikiran, sehingga manusia dapat menciptakan sebuah rule / aturan dalam kehidupan, sehingga rule / aturan tersebut menjadi budaya, hukum, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Itu semua terjadi karena manusia memiliki free will (kehendak bebas) yang diberikan oleh sang Causa Prima.

            Free will menjadi sebuah entitas yang unik dimiliki manusia, karena jika entitas free will digunakan untuk hal-hal yang positif maka akibatnya akan membantu kehidupan manusia itu sendiri, bahkan dapat mengangkat kehidupan manusia tersebut menjadi madani dan tercerahkan, tetapi sebaliknya jika entitas free will manusia digunakan untuk hal-hal yang negatif, maka akan membuat kehidupan yang destruktif, keadaan dekstruktif dari penyelewengan free will manusia dapat menganggu lingkungan manusia dan jagat alam semesta.Contoh : sistem tirani yang dirasakan oleh masyarakat miskin kota sehingga terjadi pemberontakan, kematian, dan hal-hal anarki lainnya. Bahkan berujung pada kelestarian alam semesta yang saat ini kita dapat melihatnya, ketika manusia berkompetisi untuk mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, membuat fenomena-fenomena alam semesta menjadi bias, seperti tsunami aceh yang memakan ribuan korban, ketika ditelusuri hasil ulah manusia mengeksploitasi terumbuk karang secara berlebihan, sehingga proses tarikan air laut dipesisir wilayah Nanggore Aceh Darusalam menjadi tidak stabil, dan berakibat munculnya ombak tsunami.


            Hari ini adalah zaman kelahi, tantangan terbesar manusia adalah kehidupan manusia itu tersendiri, ketika banyak manusia yang memakai entitas free will untuk hal-hal yang negatif dan destruktif, maka menjadi tanggungjawab kita yang masih setia dan berjuang dengan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, dan kebenaran untuk melawan tantangan zaman yang kelahi.