Manusia adalah makhluk dengan kasta tertinggi
dihadapan makhluk hidup lainnya, seperti tumbuhan dan binatang. Mengapa seperti
itu?, karena jika kita bandingkan dari setiap jenis makhluk hidup ciptaan sang
Causa Prima / Tuhan, manusia memiliki keunggulan yang ekslusif yang berfungsi
bukan hanya membantu kehidupan sesama manusia saja, tetapi dengan keunggulan
ekslusif tersebut, manusia juga mampu membantu kehidupan jagat alam semesta.
Jika
Tumbuhan memiliki keunggulan hanya sebatas tumbuh, sedangkan binatang memiliki
keunggulan tumbuh dan memiliki insting. Uniknya, manusia dapat tumbuh, memiliki
insting dan berakal, misalkan jika binatang dapat berbicara dan melihat,
manusia jauh lebih tinggi lagi. Dari proses berbicara manusia dapat membuat
retorika / seni berbicara, dan dari proses melihat manusia dapat menciptakan
sebuah pengamatan yang sungguh luar biasa. Sehingga produk-produk pengamatan
manusia dapat dinikmati manusia lainnya, seperti Ilmu Pengetahuan yang hari ini
generasi muda dan mahasiswa memiliki tanggungjawab yang lebih untuk mempelajari
kebenaran ilmu pengetahuan yang ada.
Perbedaan
manusia dari makhluk hidup lainnya menimbulkan proses pertanggungjawaban
hidupnya yang jauh lebih kompleks kepada sang penciptanya. Jika tumbuhan ketika
hidup melakukan proses hayati, maka selesailah tanggungjawabnya dia di dunia,
sedangkan binatang hidup dengan tumbuh dan memakai instingnya maka selesai pula
pertanggungjawaban makhluk hidup itu di dunia. Ketika manusia hidup di dunia
maka mereka harus menjalankan proses tumbuh, memakai insting, dan menggunakan
akal pikirannya. Jika tidak sampai menggunakan akal pikirannya maka
tanggungjawab manusia hidup di dunia tidak selesai. Menurut aliran filsafat
creation, manusia hidup didunia berbeda dengan makhluk lainnya, karena manusia
adalah makhluk yang memiliki akal pikiran, sehingga manusia dapat menciptakan
sebuah rule / aturan dalam kehidupan, sehingga rule / aturan tersebut menjadi
budaya, hukum, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Itu semua terjadi karena
manusia memiliki free will (kehendak
bebas) yang diberikan oleh sang Causa Prima.
Free will menjadi sebuah entitas yang
unik dimiliki manusia, karena jika entitas free
will digunakan untuk hal-hal yang positif maka akibatnya akan membantu
kehidupan manusia itu sendiri, bahkan dapat mengangkat kehidupan manusia
tersebut menjadi madani dan tercerahkan, tetapi sebaliknya jika entitas free will manusia digunakan untuk
hal-hal yang negatif, maka akan membuat kehidupan yang destruktif, keadaan
dekstruktif dari penyelewengan free will
manusia dapat menganggu lingkungan manusia dan jagat alam semesta.Contoh :
sistem tirani yang dirasakan oleh masyarakat miskin kota sehingga terjadi
pemberontakan, kematian, dan hal-hal anarki lainnya. Bahkan berujung pada
kelestarian alam semesta yang saat ini kita dapat melihatnya, ketika manusia
berkompetisi untuk mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, membuat
fenomena-fenomena alam semesta menjadi bias, seperti tsunami aceh yang memakan
ribuan korban, ketika ditelusuri hasil ulah manusia mengeksploitasi terumbuk
karang secara berlebihan, sehingga proses tarikan air laut dipesisir wilayah
Nanggore Aceh Darusalam menjadi tidak stabil, dan berakibat munculnya ombak
tsunami.
Hari
ini adalah zaman kelahi, tantangan terbesar manusia adalah kehidupan manusia
itu tersendiri, ketika banyak manusia yang memakai entitas free will untuk hal-hal yang negatif dan destruktif, maka menjadi
tanggungjawab kita yang masih setia dan berjuang dengan nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, dan kebenaran untuk melawan tantangan zaman yang kelahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar