Negeri ini
penuh sesak
235 juta jiwa
awan gamang
bergelayut
di langit
nusantara tanpa batas
lalu para
pengamen
di bus-bus
kota,
bernyani
tentang,
yang kaya
makin kaya
yang miskin
tambah miskin.
Hari ini
seperti kemarin
tak ada lembar
baru ditorehkan
sebagai tanda
jiwa kekuasaan
mendewasa
hari ini
seperti kemarin
jiwa kekuasaan
masih merapuh
serupa bocah
meleler ingus
mengeja gagap
alfabeta
menghapal
susah arah mata angin.
Di atas gunung
kekuasaan
sang pemimpin
minta dielukan,
namun hari ini
masih seperti kemarin
tak ada lembar
baru musti ditorehkan.
Tragedi
mengiris luka bangsa
sang pemimpin
serupa anak panggung
menangis di
atas podium
mengetalasekan
tumpah airmata
dan kita pun
lantas tersenyum getir
sebab paham
semua itu
hanya airmata kekuasaan
tanpa hati,
tanpa nurani.
Seorang office
boy berucap:
“tiba-tiba
perut saya mual
serasa hendak
muntah di wajah
tuan pemimpin”